Rabu, 14 September 2011

Saklar Otomatis Cahaya

SAKLAR OTOMATIS CAHAYA












Pengertian:

Merupakan sebuah rangkaian yang digunakan sebagai sakelar yang bekarja secara otomatis dengan media intensitas cahaya. So,gak perlu ceklak ceklit tuk menghidupkan atau mematikan,,,
 CARA KERJA RANGKAIAN SAKLAR OTOMATIS :
Di sini yang paling berperan adalah cahaya. Saat LDR terkena cahaya (apa saja) maka sakelar belum bekerja, Nah ketika LDR tidak terkena cahaya maka rangkaiana akan bekerja yang menghidukan RELAY (memindahkan kontak dari NC ke NO). Kita dapat mengatur seberapa terang / gelapnya cahaya untuk mengoperasikan rangkaian ini pada POTENSIOMETER ( 100K Pot)

Aplikasi:

Rangkaian ini kebanyakan digunakan untuk menghidupkan sebuah lampu, lampu taman atau yang lainnya. Namun jika di gunakan untuk menghihupkan yang lainnya juga bisa,  misalnya pompa air mancur di taman, AC dan masih banyak lagi, semuanya itu secara otomatis tentunya.  Sebenarnya rangkaian ini bisa digunakan dengan memenfaatkan saat terang untuk menyalakan atau saat gelap untuk menyalakan,atau mungkin bisa di kombinasikan dua duanya, tergantung kita mau menggunakan kontak yang mana pada relay,,,jadi sekarang, mari kita coba,,,


Alat dan Bahan :
1)     Avo Meter
2)    Baterai 9V
3)    Pot 100K
4)    Transistor NPN 2N2222
5)    LDR
6)    Relay 6V
7)    Lampu 6V

Langkah kerja:
1)     Sebelum merangkai rangkaian ini sebaiknya tentukan dahulu kaki kaki pada transistor Caranya sebagai berikut .
2)    

Setelah mengetahui kaki transistor, rangkai semua komponen sesuai gambar

Nb : Kalau dalam gambar saya menggunakan lampu LED seri 3 buah,,soalnya pas nyari yang 6V nggak ada.hehehe,,







3)     Sambungkan Lampu pada Sumber 9V dan Kontak NO (bila ingin lampu bekerja saat gelap) dan kontak NO (bila ingin lampu bekerja saat terang)
Nb: Meskipun sumbernya 9V, tapi tenang aja,,insyaallah gak kan putus ^_^

4)     Rangkaian sudah jadi dan saatnya mencoba dengan memberi cahaya atau menutup LDR. Atur kesensitifan cahaya pada Potensionya.
5)     Jika sudah bekerja dengan baik, silahkan mau di fungsikan sebagai apa,,
KALAU SAYA SIH DI APLIKASIKAN PADA
MONUS !!!
bukan MONAS lho, tapi MONUS..
MONUS  ? lihat selengkapnya.

Menentukan Kaki-Kaki Transistor

Transistor merupakan salah satu komponen eletronika aktif  yang mempunyai tiga buah kaki yang di namakan masing-masing sebagai Basis(B), Kolektor (C) dan Emitor (E).
Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Transistor juga dapat difungsikan sebagai saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor NPN dan transistor PNP.
Kadang-kadang dipasaran sudah diberikan nama untuk setiap kakinya, sehingga memeprmudah pemasangan di rangkaian elektronik yang kita buat. Tetapi ada juga yang belum di berikan tanda apapun, untuk itu kita bisa membaca dari datashet transistor tersebut. Atau kalau kita tidak mempunyai datashett yang di maksud dapat kita cari nama kaki-kaki sebuah transistor dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Mencari Kaki Base
1. Siapkan multimeter dan atur pada pengukuran ohmmeter X100
2. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.
3. Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.


Mencari Kaki Kolektor dan Emitor
1. Misal transistor yang kita gunakan berjenis NPN
2. Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini
...

3. Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.

.